Suasana saat matahari mulai Muncul |
Do you ever feel like a plastic bag
Drifting throught the wind
Wanting to start again
Do you ever feel, feel so paper thin
Like a house of cards
One blow from caving in
Do you ever feel already buried deep
Six feet under scream
But no one seems to hear a thing ………………….
Drifting throught the wind
Wanting to start again
Do you ever feel, feel so paper thin
Like a house of cards
One blow from caving in
Do you ever feel already buried deep
Six feet under scream
But no one seems to hear a thing ………………….
(Firework, katty Perry)
Sebelum berangkat menuju basecamb Teater Langit di rumah Mbah Jiwo, saya masih asyik membaca buku OnLine berjudul “Bukan Jelajah Biasa” (oleh2 cerita. Budaya & potret kehidupan dari seorang jurnalis) sambil ditemani lagu “Firework”nya Katty Perry (versi Original), yang saat ini bukunya sudah saya beli di Toga Mas Malang, jam masih menunjukkan 14:45 WIB tapi saya masih belum menyiapkan barang2 yang harus dibawa ke Bromo, kamar masih berantakan, baju bergelantungan dimana2, buku berserakan hampir di setiap sisi tempat tidur, sisa2 cemilan, piring, gelas masih bercampur aduk. Tapi untungnya tas ransel udah siap & baju ganti tinggal dimasukkan. “ah…masih jam 3 qok, masih sejam lagi kumpul, nyantai dulu habis sholat langsung packing deh…”.
“Astagfirullah….udah jam 15:32 WIb…harus cepet2 packing nih..Kaos ganti 2 buah udah, jeket tebel 1 udah, new Flava udah, Vitacimin 4 bungkus udah, apa lagi ya??..”. setelah sholat asar tadi saya memang langsung lanjutin baca buku, saking asyiknya sampai lupa nyiapin keperluan ke bromo, ini salah 1 cara untuk mengkondisikan suasana jelajah biar lebih nikmat & terasa feel jelajahnya. “Perasaan ada yang kurang deh…”, saya cek lagi SMS dari Mbah Jiwo…
“peralatan yg hrus dibawa: piring,gelas,sendok,jaket tebal selimut,kaos kaki,sarung tangan,penutup kepala, KEHANGATAN ADALAH SEGALANYA”.(kira2 seperti itu bunyi SMS-nya).
Jam 16:15 WIB saya baru sampai di basecamb, ternyata pasukan Expedisi hampir semua udah siap, hal yang tak boleh dilewatkan ketika bepergian dengan “anak2 Langit” sebelum berangkat mejeng dulu didepan mobil untuk foto2, itu wajib… ketika memasuki mobil kekawatiran saya tiba2 datang, “ah…Pak Wow & Fuad bawa CD Koplo gk ya….bisa2 selera bermusik saya terganggu ntar, atau malah ternodai setelah balik dari bromo…”(hahahah…).
suasana setelah turun Kawah |
Baru saja mobil “ngesot” beberapa meter, suasana mulai rame dengan obrolan & candaan khas “anak2 Langit”, suasana seperti ini sudah lama tak saya rasakan hampir 1 tahunan (ato 6 blnan..), jog2 mbah Jiwo yg selalu ada aja gk ada matinya, omongan Pak Wow yang jowo banget menghidupkan suasana riang, Jog2 Fuad yang garing tapi bikin cekakak cekikik, Celetukan Bu Juminten dari belakang yg menambah hangat perjalanan, diemnya Aisyi yang jadi bahan ledekan, riuhnya suara Coy yang menambah kaya topic obrolan & senyum Wahyudi yg bikin tenang perjalanan, semua bercampur bagai adonan kue yang ketika dimasak rasanya ajib banget.
Perjalanan malang-bromo kira2 memakan waktu 3-4 jam jika melewati jalan yang aman & kebanyakan orang lewati, lewat jalur Probolinggo. Karena kita bawa mobil, maka jalan yang dipilih lewat probolinggo, jalannya lumayan aman & tidak rusak, disepanjang jalan menuju bromo kita akan disuguhi pemandangan yang aduhai jika dilalui pada siang hari, karena kita malam hari jadi hanya kegelapan & udara yang super dingin yang terhampar, jalannya berliku penuh dengan tikungan goyang yang apabila sopirnya lengah maka jurang terjal siap menerka, maka konsentrasi & rileks yang harus dimiliki sopir. Untungnya teman saya Fuad bisa rileks karna memang disepanjang jalan dihibur dengan guyonan2 gokil teman2 yang lain.
Disepanjang perjalanan mulai dari Malang hingga Penginapan dekat Bromo, saya cukup menikmati perjalannya, walaupun sebenarnya bokong saya nyilu akibat kejepit bokong pak Wow karna tempat duduk yang berdesakan, bayangin aja, tempat duduk bagian tengah Mobil Avanza yang seharusnya berkapasitas 3 orang normal di isi 4 orang yang ukuran bokongnya lumayan lebar seperti pak Wow, tapi saya tetap menikmati karna saya mencoba menyakinkan diiri bahwa sakit di bokong hanyalah sugesti belaka (*sambil nangis..hahah) di tambah lagi alunan canda gurau teman2 yang menghipnotis saya melupakan rasa nyilu plus Alunan merdu lagunnya Charly ST12, “aku ter jatuh…aku terjatuh lagi dipelukanmu…..”
Tak terasa 4 jam berlalu hingga akhirnya kita sampai di area Bromo, saya pikir awalnya kita akan bermalam di lereng bromo & tidur di alam bebas sambil memandangi bintang2 dilangit tapi ternyata pikiranku salah, meleset 90 derajad Celcius, udara yang sangat super duper malam itu memaksa kita tuk bermalam di sebuah penginapan yang tak jauh dari padang pasir Bromo. Tapi saya agak terkejut melihat papan nama pas didepan pengnapan kami yang bertuliskan “TOILET” “ups, kalo yang ini gk usah dilanjutin”..
Ini mungkin akan jadi referensi bagi sapa ja yang mau ke Bromo. Penginapan kita 1 kamar untuk 6 orang, kamarnya cukup lebar dengan 2 ranjang muat 3 orang, jadi cukup menampung kita yang 6 orang, dan yang penting adalah kamar juga bisa dibuat dapur, yang langsung dimanfaatkan tuk mesak mie instan & buat kopi. Harga perkamarnya cukup murah hanya 75 rubu. Sedangkan 3 orang teman lainnya dikamar sebelah yang ukurannya lebih kecil & muat untuk 3 orang dengan 1 ranjang, dan tentu saja harganya juga lebih murah, hanya 50 ribu. Yang mau berkunjung ke Bromo saya sarankan nginap disini, &jangan sampe Lupa nama penginapannya “TOILET” (hahaha..).
To be Continue ……….
Tulisan ini jg di Post di FB
Sponsored By: Sang Bintang School & Keajaiban Belajar
Mejeng..penampakan dibelakang |
maaf..ini gk masuk dalam skenario. gk sengaja ketemu mbk saskia...anaknya nangis minta Foto dg saya, terpaksa deh...hahahah |
Malang, 17 Juni 2011
NB:
- Tulisan ke 3 (Expedisi bromo (3) “menikmati alam Ciptaan Allah” akan segera terbit dalam waktu 24 jam.