Pages

Wednesday, June 1, 2011

Saatnya Hijrah

Tak terpikirkan sebelumnya, saya harus pergi meninggalkan kota yang telah lama saya tinggali, kota yang telah mengajarkan banyak hal pada saya, kota yang membentuk diri saya menjadi sekarang ini (Ajegile), kota yang mengajarkan saya bagaimana berorganisasi, kota yang mengajarkan saya bagaimana bersosialisasi, kota yang mengajarkan saya banyak hal tentang kehidupan, kota yang hampir 6 tahun saya injak merasakan pahit manisnya hidup. Tanggal 14 Mei saya harus meninggalkan kota Malang demi sebuah tugas besar Indonesia Jenius. Sebelum saya meninggalkan kota ini saya bertekad dalam hati, “saya harus meninggalkan manfaat buat malang”.

Awalnya ada rasa berat dihati ketika mendapat  berita reshuffle  Tim Nasional Indonesia Jenius (SBS), ada rasa khawatir & kecewa , kawatir karna saya merasa belum siap meninggalkan malang, kecewa karena target pencapain kelas “kampoenk Jenius  English 6 Minggu Bisa!” di Malang belum terpenuhi bahkan belum buka kelas. Hingga perasaan saya  saling jotos dalam pikiran, “ini pasti karena saya, saya kurang maksimal, ini semua karena saya, saya tidak bisa me-ngatur tim, saya gagal”. Benarkah saya telah gagal??.

Sejak tanggal 01 Mei 2011 saya memang udah nggak lagi menjadi Manager Sang Binntang School (SBS) cabang Malang, saya berganti posisi menjadi  “National Secretary 1”, itu artinya saya bakalan melanglang buana kepelosok negeri ini. Namun sebelum meninggalkan Malang saya harus menyelesaikan urusan & pekerjaan2 yang belum beres, saya harus meninggalkan nilai positif bagi cabang SBS Malang. Saya masih ingat perkataan bang Aji “Bro..tinggalkanlah sesuatu yang berkesan sebelum meninggalkan Malang,” . “bang  AJiiiiiiiiiikkkk..! kau selalu membakar pikiran & semangant  saya”.

Sosok bang Aji memang selalu punuh semangat, penuh gairah, sama dengan kata2 yang sering  dia sampaikan ketika awal mengisi materi Seminar Motivasi Keajaiban belajar, “Passion”.. ya passion, kata yang tak pernah hilang dari dia bahkan kata itu sudah menyatu dengan tubuh dia menjadi kepribadian yang tak bisa dilupakan oleh setiap orang yang pernah bertemu dengan dia walaupun cuma  ketemunya didalam bis ataupun kereta  api, dan satu hal yang tak pernah hilang dari dia  adalah “always give smile”. Sampai2 saya nggak pernah melihat  koleksi foto2 dia yang nggak “Smile”. Bang Aji selalu bilang pada saya “bal…kamu sama dengan ku waktu dulu,.. I look at my self on you..”, saya kaget  setengah mati, tenggorokan saya kering, bulu kudu saya berdiri, alis mata saya teranggat 5 cm keatas, bola mata saya hampir keluar… bagaimana mungkin, passion saya aja munculnya kadang2 , kadang2 pagi, kadang2 sore, kadang2 siang, kadang2 malem & bahkan kadang2 nggak muncul. “ah…bang Aji Cuma menghibur saya aja nih…saya udah tau bang AJi tu orangnya memang selalu memberi buaian tinggi, hingga akhirnya setiap orang  menjadi “Gila”, gila belajar & gila bermimpi..”  saya berucap dalam hati. Setiap saya ditanya apa kelenihan saya?, saya selalu bingung, bingung apa kelebihan saya. Ah..tak punya kelebihan..! hanya yang sering saya dengar dari setiap orang, keluarga, teman, sahabat, & yang lain, “kelebihan kamu adalah kamu ganteng, kamu cakep.”..sumpah ini bukan mengarang & mengada-ngada, bahkan bang Aji pernah bilang ke saya “1 kelebihan mu yang nggak aku punya…kamu tu cakep”. Emang bener??.

Cek list-pun saya buat, Cek list yang harus saya bereskan diantaranya: membangun hubungan kerjasama dengan lembaga, merapikan laporan cabang, memaksimalkan marketing di kampus UMM (diawali dengan melakukan kerjasama dengan lembaga intra mahasiswa ILF untuk membuka stand & memberika Training marketing buat anggota ILF), kunjungan ke Dekanat  fakultas kesehatan UMM kampus 2 (mengenalkan program dahsyat SBS, menjalin kerjasama  pengenalan terhadapmahasiswa,memberi proposal,memberi hadiah buku Keajaiban Belajar), memastikan keberlanjutan program di Fakultas Teknik Universitas negeri Malang (menjalin komunikasi dengan peserta 6Mb di UM terutama para ketua jurusan), menjalin hubungan kerjasama dengan Magistra Utama Malang untuk pengadaan kelas, menyelesaikan perpanjangan kontrak kantor cabang. Dan Alhamdulillah semua ceklist berhasil tinggal dilanjutkan penggati saya nanti.

Sebenarnya dibalik keraguan & kekecewaan saya, ada hal yang membuat saya berani keluar dari belenggu itu, jiwa petualang saya muncul, saya harus move untuk membuat diri saya menjadi hebat

sebuah negara tidk akan pernah kekurangan seorang pemimpin apabila anak mudanya sering Bertualang diHutan, gunung & lautan. (Hendry Dunant).

kata diatas saya dapatkan ketika saya membaca buku “5 cm” karya Donny Dhirgantoro.
Akhirnya saya putuskan untuk segera meninggalkan Malang, dengan membawa passion & semangat yang beda.

NB:
*saat menulis catatan ini, saya lagi duduk santai di sofa depan rumah ditemani secangkir kopi & sepiring Brownis coklat. Karawang.
*Tunggu lanjutan catatan perjalanan Malang – Cirebon – Karawang – Jakarta. 

No comments: